Kopi Luwak Coba Tembus Pasar China
http://www.youtube.com/watch?v=15VdIFGNx5g
http://www.antaranews.com/video/9175/kopi-luwak-coba-tembus-pasar-china
REPUBLIKA.CO.ID, NANNING — Sebanyak 12 produsen kopi luwak Indonesia ikut pameran CAEXPO di Nanning, Ibu Kota Propinsi Guangxi, China, 3-6 September 2013, untuk mencoba tembus pasar China yang memiliki penduduk 1,3 miliar dan ekonomi yang tumbuh paling pesat di dunia.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Gusmardi Bustami dan Ketua Umum GAEKI (Gabungan Eksportir Kopi Indonesia) Hutama Sugandi mengemukakan di Nanning, Kamis (5/9), produsen kopi luwak Indonesia bertekad untuk penetrasi pasar China.
“Ada tren perubahan gaya hidup di kalangan generasi muda dan kelas pekerja di China yang semula suka minum teh, tapi kini mereka juga suka kopi.
Bagi mereka minum teh sudah biasa. Kini menjamur kafe-kafe kopi di berbagai mal dan perkantoran,” kata Gusmardi. Bayangkan jika 10 persen saja penduduk Cina suka minum kopi maka jumlah sekitar 130 juta orang, betapa besar pasar kopi di negeri Tirai bambu ini, ujarnya.
Dengan kehadiran produsen kopi luwak di pameran produk Asean China di Nanning, lanjut Dirjen, diharapkan para produsen kopi Indonesia dapat ekspor kopi langsung ke pasar Cina.
Selama ini, ekspor kopi mentah Indonesia selalu via Malaysia dan Taiwan, kemudian diolah dan dijual ke pasar China.
Sedangkan Ketua GAEKI Hutama Sugandi mengemukakan informasi dari ketua importir asosiasi kopi di China yang mengatakan bahwa 15 tahun lalu, generasi muda China belanja kopi sebesar 20 dolar AS dengan pendapatan 1000 dolar AS, tapi kini mereka dapat membeli kopi dengan harga 15 dolar tapi pendapatan mereka sudah naik kisaran 4.000 – 6.000 dolar AS.
“Jadi bagi anak muda China minum kopi sudah merasa harganya tidak mahal seperti dulu,” tambah Ketua GAEKI itu.
Khusus masyarakat Nanning yang wilayah berbatasan dengan Vietnam dan dekat dengan Thailand, mereka sudah akrab dengan kopi Vietnam dan Thailand.
Karena masyarakat China sudah mengenal kopi instant maka kini Indonesia mempromosikan kopi luwak yang terkenal di dunia asalnya dari Indonesia. Tapi sayang lokasi paviliun kopi Indonesia dipisahkan dengan lokasi pameran utama.
Lokasi pameran kopi dekat dengan pasar akibatnya banyak masyarakat menengah ke bawah yang datang dan agak kaget melihat harga-harga kopi luwak Indonesia, kata Hutama Sugandi.
Menurut data GAEKI, ekspor kopi Indonesia ke China masih kecil. China sebagai tujuan ekspor kopi berada di urutan ke-12 dari 127 negara importir kopi Indonesia jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya terbesar di dunia.
Tahun 2012, China impor kopi Indonesia sebesar 11,8 juta Kg senilai 26,67 juta dolar AS. Tujuan ekspor kopi Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Malaysia dan Italia. (Ant)
http://wartaekonomi.co.id/berita16191/kopi-luwak-indonesia-coba-tembus-pasar-china.html
Caexpo 2013: RI Boyong IKM dari Tanah Air
Bisnis.com, NANNING, Guangxi—Kementerian Perdagangan memboyong sejumlah perusahaan industri kecil dan menengah (IKM) dari Indonesia untuk berpartisipasi dalam China-Asean Expo 2013 di Nanning, Guangxi, yang akan dilaksanakan 3-7 September mendatang. China–Asean Expo (Caexpo) merupakan pameran tahunan bertaraf internasional yang diadakan bersamaan dengan Pertemuan Tingkat Tinggi China–Asean.
Pameran ini bertujuan meningkatkan hubungan perdagangan, investasi, dan jasa di antara China dan Asean.
Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Pradnyawati mengungkapkan lebih dari 50 perusahaan nasional ikut dalam pameran ini.
“Sekitar 90% di antaranya adalah IKM,” ujar Pradnyawati, Minggu (1/9/2013). Selain membawa sejumlah perusahaan IKM, pameran kali ini juga diikuti oleh beberapa instansi pemerintahan daerah, yakni Dinas Perindag Riau, Dinas Perindag Papua Barat, Pemda Kabupaten Keerom, dan Dinas Pariwisata Yogyakarta.
Dua asosiasi pengusaha, yakni Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) dan Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Republik Indonesia (Apikri) juga turut serta di dalamnya.
http://www.bisnis.com/caexpo-2013-ri-boyong-ikm-dari-tanah-air
http://www.kemendag.go.id/id/news/2013/09/02/caexpo-2013-ri-boyong-ikm-dari-tanah-air
Produk Indonesia bersaing ketat di CAEXPO
Rabu, 4 September 2013 15:45 WIB
Antara melaporkan dari Nanning, ibukota Provinsi otonomi Guangxi, Rabu, dari sekitar 100 perusahaan Indonesia yang tampil dalam ekspo tahunan tersebut, 28 stan menampilkan produk furniture, 12 stan produk makanan dan minuman kemasan, 18 stan barang-barang seni dan kerajinan, sembilan stan barang-barang konsumsi, masing-masing tujuh stan produk perhiasan/ asessoris dan dekorasi interior, 13 stan produksi garmen dan enam stan produk layanan jasa.
Seperti yang dituturkan oleh Esti, pengusaha wanita dari Pasuruan yang mengelola stan furniture berupa perabot dari kayu, mengaku bahwa walaupun peluang pasar cukup besar ke China, ia harus bersaing dengan produk sejenis dari negara-negara ASEAN lainnya, termasuk pendatang baru dari Laos, Myanmar, Kamboja dan Vietnam.
“Tentu kita harus menawarkan keunggulan yang kita miliki, yakni bahan jati yang berkualitas lebih baik dibandingkan yang dimiliki mereka dan juga kekhasan desain atau ukir-ukiran,” ujarnya.
Ia juga mengaku khawatir China bisa meniru produk yang mereka impor, dengan harga yang lebih murah, khususnya produk-produk yang bisa dibuat dengan mesin secara massal.
Untuk sementara, Esti masih mengandalkan penjualan retil (eceran) ke pasar China, namun ke depan ia berupaya untuk mendapatkan kontrak penjualan seperti yang dilakukannya dengan pembeli di kawasan Eropa, Amerika dan Jepang. Untuk CAEXPO ke-l0 ini ia menargetkan penjualan dua kontainer furniture kayu bernilai sekitar Rp187 jutaan.
Sementara Dede, pengelola stan barang-barang kerajinan dari Yogyakarta mengemukakan, memang perlu produk-produk yang unik atau khas agar bisa menembus pasar China sehingga untuk itu ia terus “update” mengenai selera calon konsumen.
Selain menawarkan kekhasan produknya, ia juga bersedia memenuhi desain produk yang diinginkan oleh konsumen.
Menurut catatan, negara-negara seperti Kamboja, Laos, Vietnam juga mengandalkan produk ukir-ukiran kayu mereka dengan desain dan corak etnis masing-masing seperti ukiran naga, patung Budha atau ukiran yang menunjukkan indentitas seni budaya mereka.
Bahkan stan Vietnam menampilkan guci-guci raksasa dengan ukir-ukiran khas etnis mereka. Persaingan ketat juga tampak pada produk makanan dan minuman kemasan, bahkan stan Indonesia agaknya “tenggelam” dibandingkan dengan misalnya negara jiran, Malaysia, yang menampilkan berbagai jenis kopi kemasan, seperti kopi beraroma durian atau kopi dengan obat kuat “tongkat ali”.
Aneka ragam produk makanan camilan kemasan juga ditampilkan di stan Thailand, mulai dari makanan berbahan baku dari beras dan ketan, terigu dan buah-buahan serta produk hasil laut yang dikeringkan, sementara stan Filippina didominasi makanan dan minuman berasal dari kelapa, termasuk anggur yag terbuat dari kelapa.
Stan Myanmar, Laos dan Kamboja juga menawarkan berbagai asesoris perlengkapan wanita terbuat dari batu giok dan bebatuan lainnya.
Tuan rumah China seperti pameran-pameran terdahulu juga mendominasi CAEXPO ke-l0 dengan menampilkan anjungan tersendiri seperti pembangkit tenaga listrik, produk elektronika rumah tangga, hitech, investasi, material bangunan, mesin pemroses makanan dan anjungan investasi yang seluruhnya diisi sekitar 2.300 stan dari seluruhnya sekitar 4.600 stan dibandingkan dengan seluruh negara anggota ASEAN termasuk Indonesia dengan sekitar 1.300 stan.
Editor: Yudi Abdullah COPYRIGHT © 2013
http://www.antarasumsel.com/berita/278174/produk-indonesia-bersaing-ketat-di-caexpo
Tinggalkan Balasan