Indonesian Coffee Festival (ICF) 2014

Gelar ICF 2014 :

Kemendag Targetkan Gaet 10 Negara Pembeli Kopi

Lily Rusna Fajriah
Kamis,  14 Agustus 2014  

JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) rencananya akan menggelar Indonesian Coffee Festival (ICF) ke-3 di Prama Sanur Beach Bali pada 17-19 Oktober 2014.

Festival yang digelar selama tiga hari ini, Kemendag menargetkan mampu menggaet 100 pembeli utama perkopian internasional dari 10 negara utama, di antaranya Amerika Serikat (AS), Jerman, Perancis, Jepang, Italia, Spanyol, Kanada, Belgia, Inggris, dan Belanda.

“Jumlah peserta pameran juga bertambah dari tahun sebelumnya, yakni lebih dari 50 eksibitor baik dari dalam dan luar negeri, serta 7.500 pengunjung domestik dan mancanegara,” ungkap Kepala Pusat Humas Kemendag, Ani Mulyati di Kantor Kemendag Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Menurutnya, sebagai pusat kopi dunia di masa depan, produsen dan industri perkopian dalam negeri pantas berbenah secara serius.

Festival ini juga diharapkan menjadi ajang penting bagi hubungan semua pemangku kepentingan di dalam negeri.

Dia mengatakan, ICF ini berniat menciptakan hubungan saling menguntungkan antara industri kopi dari hulu hingga hilir, yaitu antara petani, pedagang, produsen, eksportir, dan importir kopi.

“Pada akhirnya hubungan ini akan menambah nilai kopi Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan para pelaku industri kopi dalam negeri,” pungkas Ani. (izz)

http://ekbis.sindonews.com/read/891158/34/kemendag-targetkan-gaet-10-negara-pembeli-kopi

 

Ekspor biji kopi diramal turun 22%

Oleh Handoyo – Kamis, 14 Agustus 2014 |

Ekspor Kopi TurunJAKARTA. Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) memproyeksikan, tahun ini ekspor biji kopi hanya sebanyak 350.000 ton atau turun 22% dibandingkan tahun lalu yang mencapai sekitar 450.000 ton.

Dewan Penasihat GAEKI Moenardji Soedargo mengatakan, faktor penyebab menurunnya kinerja ekspor biji kopi tersebut tidak lain karena menurunnya produksi.

Meski tidak merinci, namun salah satu penyebab menurunnya kinerja produksi biji kopi tersebut adalah karena cuaca.

Moenardji menambahkan, pengenaan PPN sebesar 10% yang diputusakan oleh Mahkamah Agung (MA) turut menghambat kinerja ekspor biji kopi. Pasalnya, dengan kebijakan tersebut, para eksportir harus memiliki modal tambahan untuk membayar jaminan untuk PPN tersebut.

Dengan perhitungan nilai ekspor kopi setiap tahun mencapai US$ 1,5 miliar maka setidaknya ada sekitar US$ 150 juta dolar tambahan pendanaan dari para eksportir untuk dapat menjual barangnya ke luar negeri. “Setelah 1 tahun fiskal baru bisa direstitusi.

Berapa modal eksportir yang harus terendap dulu, bunganya berapa. Apakah itu menambah competitiveness pelaku ekspor,” kata Moenardji, Kamis (14/8).

Editor: Yudho Winarto

http://industri.kontan.co.id/news/ekspor-biji-kopi-diramal-turun-22

Kemendag Godok Sistem Pencatatan Ekspor Kopi

Lily Rusna Fajriah

Kamis,  14 Agustus 2014  

JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi menuturkan, saat ini pihaknya sedang menggodok sistem untuk pencatatan jumlah ekspor kopi dari Indonesia.

“Berapa kopi yang sudah diperdagangkan, kita usahakan dari satu mekanisme informasi. Ada beberapa hal teknis, semua bisa lebih tahu, berapa yang sudah diperdagangkan,” ujarnya di kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Dia menuturkan, sistem ini diperuntukkan agar ekspor kopi menjadi lebih fair dan transparan.

Sebab, selama ini mekanisme ekspor yang ada menyebabkan perdagangan kopi menguntungkan salah satu pihak.

Selain itu, hal ini juga dapat merangsang masyarakat Indonesia untuk menjadi pengusaha kopi yang dulu masih banyak diminati.

“Kadang-kadang kan ada yang menimbulkan informasi yang tidak tepat. Miss match information ini yang membuat harga menjadi tidak baik dan agar dilihat pelaku usaha untuk jadi prospek bisnis,” pungkas dia. (izz)

http://ekbis.sindonews.com/read/891271/34/kemendag-godok-sistem-pencatatan-ekspor-kopi

Kontribusi Ekspor Kopi Indonesia Masih Kecil

Husen Miftahudin – 14 Agustus 2014

Metrotvnews.com, Jakarta: Indonesia menempati urutan ketiga sebagai eksportir terbesar di dunia setelah Brasil dan Vietnam dengan nilai ekspor sebesar US$1,4 miliar atau setara dengan Rp16,1 triliun (kurs Rp11.500 per US$1) pada 2013.

Menurut Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), nilai ekspor kopi Indonesia masih relatif kecil karena hanya bisa menghasilkan 5% dari keseluruhan nilai ekspor kopi pasar dunia yang mencapai US$28 miliar.

“Ekspor kopi kita masih kecil hanya sebesar US$1,4 miliar dari nilai pasar US$28 miliar,” kata Bayu, saat konferensi pers The 3rd Indonesia Coffee Festival (ICF) 2014, di Kementerian Perdagangan, Jalan MI Ridwan Rais No. 5, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014).

Bayu mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sedang mengejar nilai ekspor kopi walaupun produktivitasnya sedang menurun. “Kendala utamanya adalah produktivitas yang menurun.

Kami di Kemendag lebih konsen pada nilainya (ekspor kopi), karena nilainya akan kami tingkatkan lagi,” ujarnya.

Saat ini, pihaknya juga konsen ke berbagai hal seperti mencermati pedagang kopi yang turun drastis untuk menambah gairah kepada para petani kopi dalam menghasilkan biji kopi.

“Kita sedang mencermati sesuatu yang mengkhawatirkan seperti di Lampung.

Dulu, ada sekitar 200-300 pedagang kopi di sana, tapi sekarang hanya tinggal 20-an pedagang kopi,” papar Bayu.

Selain itu pihaknya juga mendorong para petani untuk menggunakan pencatatan yang lebih modern agar pencatatan hasil produksi kopi di petani sesuai dengan catatan yang ada di industri kopi.

“Sebab hal ini juga menyebabkan pasokan yang ada menjadi tidak jelas, sehingga dapat memberi semangat pada petani untuk memproduksi kopi,” pungkasnya.(Ahl)

http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/08/14/277705/kontribusi-ekspor-kopi-indonesia-masih-kecil

Share :


Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Isian wajib ditandai *

This entry was posted on 15/08/2014 and is filed under Berita. Written by: . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.